Ibu, Izinkan Aku Dilahirkan || Cerpen BD
(Sumber gambar: ceantlmm.wordpress.com)
Jikalau keberadaanku
dalam rahimmu adalah awal dari petaka hidupmu. Ibu, maafkalah aku. Ini bukan
kehendakku sepenuhnya melainkan karena hasratmu direstui oleh semesta. Bukan juga
karena aku mau cepat merengek dan metek dalam pelukan mesramu. Tetapi Tuhan
terlalu cepat menghadirkan aku dalam kandunganmu yang mungil. Aku tidak pernah
mempersalahkanmu, tetapi aku selalu mempersalahkan Tuhan, mengapa ia terlalu
cepat menghadirkan aku di saat engkau
dan ayah belum siap.
Disaat usiamu masih belia dan tidak tahu arti
menjadi seorang ibu. Saat engkau mencoba melenyapkan aku dengan air garam,
sekujur tubuhku penuh dengan luka memur. aku kepanasan dan hampir terbakar. Aku
masih ingat di saat engkau pergi ke dukun tua itu. Ia mengolesi perutmu dengan
ramuan khasnya. Aku kedinginan lalu ia menekan aku dengan kuat.
***
Aku hampir tidak bisa
bernafas. Tetapi Tuhan masih mengizinkan aku untuk tetap berlama dalam rahimmu.
Aku merasa, luka batinmu disaat ayah tidak mau mengakui aku sebagai anaknya.
Ibu, jikalau boleh, izinkan aku dilahirkan agar aku mampu menyeka air Mata
sesalmu. tetapi itu tergantung darimu.
Satu saja pertanyaanku
untukmu ibu, kalau engkau memang tidak terima dengan keberadaanku. Mengapa
engkau masih mau untuk bermandi peluh bersama ayah. Mungkin juga itu khilafmu.
Aku terima itu. satu bulan yang lalu engaku berpagut janji dengan seorang
lelaki yang akan menjadi ayaku tidak lain adalah kekasihmu sejak SMA. Janji bertemu
adalah awal keberadaanku dalam rahimmu. Engkau pergi menemui dia di kos
miliknya. Engkauu pergi dengan rasa gembira. Mungkin karena rindu yang menggebu
lantas sejak 2 tahun engkau tidak pernah saling jumpa.
***
Rayuan klasik dari ayah mematikan saraf
sadarmu. Mungkin karena engkau terlalu mencintainya tanpa berpikir akan hal
yang terjadi setelah permainan mejajal tubuhmu. Hingar-binger Susana lampu kos
layakanya diskotik mini menambah sensasi peluh pada tubuhmu. Sejak kejadian itu ayah tidak mau bertemu denganmu lagi. Ia tahu
bahwa engkau telah mengandung. Awalnya engkau bahagia atas keberadaanku tetapi
di saat engaku memberitahukan kepada ayah dan ia tidak mau mengakuinya. Ayah
tahu bahwa ia adalah laki-laki yang ke sekian denganmu.
Batinmu kian berkecamuk, karena aku ada disaat
engkau belum siap. Kuliah baru semester 1 tetapi engkau sudah mengandung.
Batinmu kian ditekan mencekam, tentang siapa ayahnya kalau keluargamu bertanya.
Tentang siapa yang akan memberiku makan. Tentang siap yang akan melatihku untuk
berjalan. Semuanya terlalu dini untuk engkau tanggung.
***
Lalu dalam situasi yang dilemma engaku mau
melenyapkan aku dari duniamu. Engkau melakukan berbagia cara. Mulai dari minum
soda, air garam sampai pergi kedukun tua itu. semuanya tidak mampu melenyapkan
aku. Aku berpikir mungkin Tuhan lebih memilih aku untuk tetap berada dalam
duniamu. Setiap malam aku merasakan kesedihanmu. Engkau menangis dengan air
mata sesal. Engkau tidak berani untuk memberitahu ayah-ibumu. Mungkin tunggu
ayah mengakuiku. Tetapi kapan?. Kini ayah telah pergi dengan seorang wanita
yang tidak lain adalah sahabatmu sendiri.
***
Ibu, jikalau memang
keberadaanku menambah dukamu. Izinkan aku pergi. Aku akan selalu mendoakanmu.
Aku sangat bangga pernah ada dalam rahimmu. Engkau tetap menjadi ibuku, kini
dan sepanjang masa.
Post a Comment for "Ibu, Izinkan Aku Dilahirkan || Cerpen BD"