Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Ritus Cear Cumpe Masyarakat Manggarai dan Hubungannya dengan Sakramen Baptis - Nerapost

Ritus Cear Cumpe Masyarakat Manggarai dan Hubungannya dengan Sakramen Baptis - Nerapost
(Sumber gambar: jurnalflores.co.id)

Salah satu ritus yang masih eksis di Manggarai yakni ritus cear cumpe. Ritus ini merupakan tradisi pemberian nama bayi yang baru lahir. Biasanya dilakukan setelah bayi berusia beberapa hari setelah kelahiran. Dalam ritus ini, tidak hanya sekadar memberi nama, tetapi juga menyertakan makna filosofis dan simbolis yang berkaitan dengan hubungan manusia dengan alam, leluhur dan pencipta. 

Salah satu bagian yang menarik dari upacara ini yakni membongkar tungku api, sebagai simbol bahwa sang ibu yang baru bersalin tidur dekat tungku agar tetap hangat dan mengandung makna sebagai perlindungan, keselamatan dan kehangatan keluarga serta lingkungan setelah melahirkan. Selain itu, tradisi ini juga, berfungsi menjaga keharmonisan sosial, kekeluargaan, penghormatan terhadap perempuan (Ibu yang baru melahirkan), dan penghormatan terhadap leluhur. 

Sakramen baptis dalam sudut padang gereja Katolik yakni sakramen pertama dalam rangka inisiasi kristen yang menjadikan seseorang sebagai anggota Gereja. Sakramen baptis membebaskan penerimanya dari dosa asal dan semua dosa pribadi yang menghantar orang tersebut pada penyucian, kelahiran baru dalam Kristus dan memasukan orang itu ke dalam hidup bersama Allah dan Gereja.

 Adapun simbol-simbol dalam sakramen baptis yakni: Pertama, air sebagai penyucian, kehidupan baru dengan rumusan Trinitas yakni “Aku membaptis engkau dalam nama Bapa, dan Putra dan Roh kudus. Kedua, minyak, kain putih, lili dan lain-lain yang menyimbolkan terang Kristus, kemurnian, dan pengurapan Roh Kudus. Pemberian nama baptis biasanya menggunakan nama baptis santo atau santa dalam Gereja, yang dipilih untuk menjadi panutan dan nama tersebut menjadi bagian dari identitas iman seseorang. 

Ritus caer cumpe dalam masyarakat Manggarai memiliki hubungan dengan sakramen baptis gereja Katolik. Berikut ini beberapa poin refleksi mengenai hubungan kedua tradisi ini; 

Pertama, pemberian nama. Dalam ritus cear cumpe pemberian nama sebagai bagian dari upacara kelahiran. Baptis Katolik juga melibatkan pemberian nama baptis. Namun, bukan hanya sebagai identitas tetapi juga harapan, doa dan simbolisme. Nama baptis menggunakan nama santo atau santa diharapkan memberi teladan iman bagi si anak. Dalam cear cumpe, nama sering berkaitan dengan alam, kampung atau leluhur yang menunjukan hubungan si anak dengan akar budaya.  

Kedua, inisiasi dan pengenalan dalam komunitas. Ritus cear cumpe menandai hadirnya bayi dalam komunitas keluarga dan masyarakat. Bayi itu disambut dan diperkenalkan kepada seluruh masyarakat. Sakramen baptis merupakan pintu masuk resmi ke komunitas iman atau Gereja. Keduanya memiliki unsur penerimaan, pengenalan dan penggabungan dalam suatu komunitas spiritual. 

Ketiga, dimensi spiritual dan religius. Meskipun dalam cear cumpe bersifat adat, ada pengenalan terhadap pencipta, penghormatan kepada leluhur dan alam yang dianggap bagian dari ciptaan. Sakramen baptis merupakan tindakan secara langsung berkaitan dengan iman kepada Allah, penyucian dosa, walaupun cara dan kerangka teologisnya berbeda.

Post a Comment for "Ritus Cear Cumpe Masyarakat Manggarai dan Hubungannya dengan Sakramen Baptis - Nerapost"