Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Hari Guru Nasional sebagai Momentum Menata Ulang Arah Reformasi Pendidikan Indonesia – Nerapost

Hari Guru Nasional sebagai Momentum Menata Ulang Arah Reformasi Pendidikan Indonesia – Nerapost

(Dokpri: Rofin Nanggor)


Oleh: Rofin Nenggor

Dunia pendidikan akhir-akhir ini tengah dihebohkan dengan berbagai informasi, kasus kekerasan yang dilakukan oleh guru dan berujung pada pelaporan hukum terhadap guru-guru yang bersangkutan. Misalnya yang sempat viral beberapa waktu lalu, di mana seorang kepala sekolah di Banten dilaporkan ke polisi oleh orangtua murid karena menampar siswa yang ketahuan merokok di sekolah (Rivaldo Aris, 2025). Kejadian ini pun sontak viral dan mendapatkan berbagai respon dari berbagai kalangan masyarakat. Ada yang mendukung apa yang dilakukan oleh orangtua siswa tersebut atas dalih kekerasan yang haram dilakukan di sekolah, tak terkecuali para siswa di sekolah tersebut. Sebagai bentuk protes terhadap pihak sekolah, sebanyak 630 siswa di sekolah tersebut pun melakukan aksi mogok sekolah.

Namun tidak sedikit juga masyarakat yang membela dan mendukung kekerasan yang dilakukan oleh kepala sekolah tersebut, sebagai bentuk pendisiplinan di sekolah. Dalam waktu singkat peristiwa ini pun tidak hanya menyita perhatian dari masyarakat tetapi juga dari berbagai pihak terkait. Bahkan beberapa media TV nasional secara khusus membahas peristiwa ini dalam beberapa program mereka. Pada akhirnya, dengan berbagai langkah mediasi yang dilakukan oleh berbagai pihak,  kasus ini pun berakhir dengan kesepakatan damai (Tim detikom, 2025).

Walaupun pada akhirnya kasus ini berakhir damai, tetapi apa yang dialami oleh kepala sekolah tersebut merupakan sebuah pengingat bahwa sistem perlindungan hukum terhadap guru di Indonesia masih sangat lemah. Jika seorang kepala sekolah saja bisa mengalami hal demikian, lalu bagaimana dengan guru biasa?. Hal ini memunculkan pertanyaan, bagaimana cara mendidik siswa dengan baik yang disukai siswa dan orangtua?, bagaimana menjadi guru yang baik agar disukai siswa?. Pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah yang kemudian muncul dalam diri para guru, dan setidaknya membutuhkan kepastian jawaban agar mereka mampu memposisikan dirinya dengan baik. Untuk itu penulis akan memaparkan beberapa hal yang erat kaitannya dengan contoh kasus tersebut di atas yang penulis angkat.

Pendidikan Jalan Menuju Indonesia Maju

Salah satu indikator yang sangat esensial dalam peradaban suatu bangsa yakni pendidikan. Melalui pendidikan yang baik, maka dapat mendorong kemajuan serta eksistensi suatu negara. Berkaca dari negara-negara seperti Irlandia, Cina, Jepang, dan Amerika yang memiliki mutu pendidikan yang sangat baik, mereka mampu membuktikan bahwa dengan pendidikan dan ilmu pengetahuan yang mumpuni, dapat mendorong suatu negara menjadi negara maju. Ya walaupun masih banyak indikator lain yang dibutuhkan untuk menjadi negara maju, namun setidaknya dengan pendidikan dan ilmu pengetahuan yang mumpuni, suatu negara dapat menciptakan berbagai produk serta alat berteknologi canggih yang bernilai tinggi dan dapat mendongkrak perekonomian suatu negara.

Indonesia seharusnya bisa belajar dari beberapa negara di atas, tentang bagaimana pendidikan mampu mengantarkan sebuah negara menuju ke kemajuan. Jadi menurut penulis, pemerintah harus serius dalam memperbaiki sistem pendidikan di Indonesia terlebih dalam mempersiapkan generasi bangsa menuju bonus demografi 2045 mendatang. Jangan sampai gagasan Indonesia emas 2045  akan berubah menjadi “Indonesia cemas 2045“. Namun, realita yang terjadi justeru menunjukan bahwa sistem pendidikan Indonesia masih tertinggal jauh

Dilansir dari @rasioo.id, kualitas pendidikan di Indonesia menempati urutan ke 69 dari 209 negara di dunia (Ramdhan Saeful, 2023). Tentunya ini bukanlah sebuah prestasi yang patut dibangga-banggakan mengingat Indonesia yang adalah negara besar dan kaya akan Sumber Daya Alam (SDA), dengan peringkat pendidikan yang masih berada di angka 69, menegaskan bahwa butuh upaya yang serius dalam hal penanganan dan perbaikan mutu pendidikan di Indonesia. Indonesia butuh reformasi sistem pendidikan yang lebih kompleks  sebenarnya dari hanya sekedar gonta-ganti kurikulum. Ada beberapa hal yang bisa dilakukan oleh pemerintah dalam memperbaiki sistem pendidikan di Indonesia, menurut penulis yaitu sebagai berikut.


Kurikulum yang Tepat

Kurang lebih dalam dua dekade terakhir, dalam dunia pendidikan terkenal sebuah slogan yang mungkin juga pembaca pernah dengar, yaitu ”ganti menteri, ganti kurikulum”. Walaupun mungkin terkesan sederhana, tetapi kata-kata ini setidaknya memberikan sedikit gambaran dari realita yang terjadi dalam dunia pendidikan. Dalam realita yang terjadi, setiap kali ada pergantian menteri pendidikan yang baru, maka seringkali secara otomatis juga kurikulum pendidikan Indonesia juga diganti. Hal inilah yang tidak hanya menyulitkan peserta didik dalam beradaptasi tetapi juga tenaga pendidik itu sendiri. Karena setiap kurikulum yang diterapkan mempunyai pelaksanaan teknis yang berbeda.. Menurut penulis, hal ini juga yang harus menjadi perhatian dari pemerintah, sehingga sebuah kurikulum bisa diterapkan untuk periode 5 atau 10 tahun baru dilakukan revisi atau diganti lagi.

Peningkatan Kesejahteraan terhadap Guru

Kesejahteraan guru menjadi salah satu faktor dalam memperbaiki sistem pendidikan itu sendiri. Hal ini penting agar memiliki fokus untuk mengajar. Persoalan kesejahteraan guru sebetulnya persoalan lama yang memang masih belum selesai sepenuhnya. Di berbagai wilayah di Indonesia, masih banyak dijumpai guru-guru yang memiliki keterbatasan ekonomi. Realitas tersebut menunjukan adanya ketidakmseimbangan dari sistem pendidikan secara nasional untuk memberdayakan guru-guru di berbagai wilayah. Hal ini tentu berbanding terbalik dengan tuntutan seorang guru yang begitu tinggi, harus melahirkan generasi yang berkualitas secara intelektual, ekonomi, moral dan sosial.  Ketika guru tidak dipedulikan kesejahteraan dan kualitas hidupnya, maka bagaimana dengan tuntutan yang diemban guru dapat terwujud. Belum lagi ketika dalam proses pendidikan seorang guru mengalami hal seperti dalam contoh yang penulis angkat di awal, maka sangat memprihatinkan.

Selain itu, persoalan yang dialami oleh mereka guru-guru honorer baik yang mengajar di sekolah negeri maupun swasta.  Dengan gaji yang tidak mencukupi dan tuntutan yang berat menjadikan guru honorer menjerit. Di beberapa wilayah, guru honorer dipekerjakan penuh waktu  namun gajinya sangat minim. Menurut Permendiknas No. 7 tahun 2006 gaji guru bantu adalah Rp. 460.000/ bulan sebagaimana ditetapkan di lampiran I dan II Kepmendiknas No.034/U/2003. Melihat fakta di lapangan, gaji guru honorer sekitar Rp. 12.000-20.000/jam pelajaran. Hal ini tentu sungguh memprihatinkan, mengingat beban kerja dan tuntutan kinerja guru yang tinggi, sebaliknya kesejahteraan yang didapatkan justeru rendah. Penulis berpendapat bahwa pemerintah mesti menanggapi secara serius terkait persoalan ini agar guru-guru di seluruh Indonesia dapat menjalankan tugas utamanya sebagai pengajar dan pendidik.

Perlindungan Hukum terhadap Guru

Berdasarkan contoh kasus pada awal tulisan ini,  penulis berpendapat bahwa perlindungan atau penjaminan hukum terhadap guru dalam konteks pendidikan menjadi sangat esensial. Hal ini tentunya untuk memberikan rasa aman terhadap para guru dalam menjalankan proses pendidikan kepada peserta didik. Karena dalam pendidikan bukan hanya soal mengajarkan ilmu pengetahuan seperti teori-teori, tetapi juga pendidikan moral dan penanaman karakter kepada peserta didik.

Fasilitas Pendidikan  yang Perlu Diperbaiki

Salah satu persoalan yang dialami oleh daerah-daerah 3 T (Terdepan, Terluar dan Terbelakang) adalah fasilitas di sekolah, seperti keterbatasan ruang kelas, keterbatasan buku-buku pelajaran, listrik dan jaringan internet yang tidak ada, dan masih banyak lagi. Hal ini telah menjadi sebuah  problem yang sudah sejak lama telah dialami oleh mereka yang berada di pelosok Indonesia, terlebih khusus daerah 3 T. Salah satu cara mewujudkan pendidikan yang bermutu tentunya adalah memastikan proses pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), berjalan dengan lancar.

Namun, bagaimana mewujudkan proses KBM yang lancar jika para siswanya saja masih belajar di kelas yang belum layak, seperti hanya berdindingkan anyaman bambu dan berlantaikan tanah?. Kalau terus seperti ini, kapan Indonesia akan menjadi negara maju?. Memperbaiki mutu pendidikan di Indonesia salah satunya adalah dengan menyiapkan fasilitas sekolah seperti ruang kelas yang layak, ketersediaan buku pelajaran  bagi para siswa, terlebih khusus di daerah-daerah 3 T. Salah satu hal yang harus diperhatikan juga oleh para pemimpin negeri ini adalah memberikan akses pendidikan yang layak dan sama bagi semua anak dari Sabang-Merauke, karena semua anak bangsa di negeri ini memiliki hak yang sama sesuai amanat  Undang-Undang dan Pancasila.

Beberapa hal yang bisa diperhatikan oleh pemerintah untuk segera dilakukan guna memperbaiki sistem pendidikan di Indonesia, menuju cita-cita Indonesia emas 2045 mendatang. Untuk memperbaiki sebuah sistem tentunya tidak semudah yang diucapkan, tetapi diperlukan waktu yang cukup panjang dan juga kerja keras dari berbagai pihak terkait, terlebih khusus dalam dunia pendidikan itu sendiri. Mengakhiri tulisan ini, penulis tidak lupa mengucapkan, selamat merayakan hari guru nasional 2025, terimakasih untuk segala jasa dan pengabdian anda semua dan semoga para guru di seluruh Indonesia segera hidupnya akan sejahtera.

Post a Comment for "Hari Guru Nasional sebagai Momentum Menata Ulang Arah Reformasi Pendidikan Indonesia – Nerapost"