Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Janji itu Luka tak Berdarah || Cerpen BD

 

(Sumber gambar: pixabay.com)


Hilang semua janji, hilang semua mimpi, mimpi indah hancur hati ini. sepenggal lirik lagu dari Lola Drakel yang dikutip oleh Yolanda pada buku hariannya. Entah kenapa, pada saat itu ia berani menulis sepenggal lirik itu. Baginya kata-kata itu cukup menyentuh perasaan yang ia alami. Yolanda berpikir janji itu telah dilukis di atas pualam, tetapi rupanya janji itu dilukis di atas pasir yang tidak butuh waktu lama ombak setia menghapusnya. Betapa tidak sudah sekian tahun ia menunggu. Menunggu janji untuk berjanji di depan altar Tuhan.

 Menerima janji sama halnya menerima luka dan lebih jauh menerima dan membiarkan air mata mengalir pada netranya dikala janji itu tidak ditepati. Sudah 5 tahun Yolanda menanti pada janji yang telah mereka iktiarkan di taman kota dengan Fr. Valentinus. Janji pengunduran diri Fr. Valentinus setelah menyelsaikan studi filsafat. Yolanda berharap penuh sebab ia yakin dan percaya bahwa Fr. Valentinus akan menepati janjinya. Bagi Yolanda janji harus ditepati tetapi bagi Valentinus janji hanyalah janji.

***

Awal jumpa dengan Fr. Valentinus pada saat Yolanda menyaksikan pertandingan sepak bola. Pertandingan itu dalam rangka pesta pelindung dari Gerja parokinya. Ada berbagai macam perlombaan yang diselenggarakan oleh paroki. Pada saat itu Fr. Valentinus ikut bertanding membela stasi asalnya. Pada saat yang sama Yolanda dipercayakan menjadi panitia. Pada saat pertandingan sepak bola berlangsung, tak henti-hentinya Yolanda menyebut Fr. Valen. Kebetulan juga Yolanda sebagai komentator pertandingan sehingga dengan luasa dan bebas menyebut nama itu.

Pertandingan telah usia dan Fr. Valentinus dan kawan keluar sebagi pemenang dengan skor telak 5:0. Valentinus hendak pulang ke rumah, tiba-tiba ada suara yang memanggilnya “Kak Fr, tunggu!. Valentinus berhenti sejenak lalu menoleh kearah suara itu “Eehhhh… ada apa enu?, kata Fr. Valentinus. “Kak Fr, profisiat e. padahal kak jago main bola juga”, kata Yolanda dengan logat khas Manggarai. Valentius tersipu malu, sebab yang memuji ini adalah salah satu wanita idolanya di paroki itu.

***

“Tidak ada enu. Rian juga lebih hebat loh!. Valentius menyinggung mantan pacar Yolanda pada saat SMA. “Ehhh..kak fr, ada-ada saja. Tidak e kak. Pokoknya kak itu the best”. Valentinus semakin tersipu malu. Raut wajah menjadi merah lantas masih tidak percaya diri di hadapan tingkah Yolanda. Sore itu, Yolanda dan valentinus berpisah. Bagi Valentinus perjumpaan itu biasa-biasa. Tetapi bagi Yolanda itu sudah luar biasa, apalagi Yolanda telah mendapatkan nomor handphone Valentinus.

Pada suatu senja valentinus meminta yolanda untuk betemu di sebuah taman yang tidak jauhh dari pastoran. Gua maria menjadi saksi dalam Pertemuan itu. Dua sejoli yang tidak biasa berjanji di hadapan ibu Maria. Intensi jauh dari pertemuan itu adalah perjumpan yang terakhir dari Valentinus dengan Yolanda. Ada sebuah perjanjian yang telah terjadi pada pertemuan itu. janji pengunduran diri dari Valentinus, sebab ia terlalu mencintai Yolanda. Talian relasi antara mereka terjalin rapi. Tak seorang pun yang mengetahui bahwa Fr.Valentinus sudah membangun relasi personal dengan Yolanda.

Valentinus kembali ke biaranya untuk melanjukan pendidikannya. Singkatnya, valentinus telah menyelsaikan studinya tepat waktu. Yolanda masih setia menunggu Valentinus. Menunggu janji yang telah mereka sepakati di Gua itu beberapa tahun yang lalu.

***

Waktu kian berlalu, tak da tanda-tanda dari Valentinus untuk menarik diri. Bahkan dalam postingan FBnya Yolanda selalu melihat siaram rohani yang Valentinus bagikan. Yang membuat Yolanda semakin yakin bahwa Valentinus tetapi setia pada jalanya adalah ada sekian banyak komentar pada statusnya “Tetap teguh Fr”.

Yolanda menyempatkan diri untuk bertanya tentang kejelasan dari janji itu. “Kak Fr, bagaimana sudah dengan kita. Kedua orang tua menyuruh aku untuk cepat menikah”, tanya Yolanda melalui via telepon. Valentinus dengan lirih menjawab “Maaf enu, aku sudah terlajur mencintai-Nya”. Yolanda memahami betul maksud dari perkataan Valentius.

Yolanda menangis dengan hati yang terluka. Sebab ia telah lama menunggu pelunasan janji itu. andai saja Yolanda mengetahui sejak awal janji itu hanyalah janji pasti ia sudah menerima pinangan dari lelaki lain. Yolanda meratap pada hatinya yang terluka “janji itu adalah luka yang tak berdarah. Jangan sesekali menerima janji, jikalau hatimu tak ingin terluka”.

 

Post a Comment for "Janji itu Luka tak Berdarah || Cerpen BD "