Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Martha; Ijinkan Aku Membuka Ritsleting pada Celanamu

 

https://pixabay.com/id/photos/dewasa-pantai-interaksi-cinta-pria-2178366/


Benarkah cinta membutuhkan pembuktian dengan menjajal setiap inci tubuh?. Jikalau itu benar, tidak salah  apa yang dilakukan oleh Rinus dan Martha. Tetapi jika demikian, itu bukanlah cinta yang sesungguhnya, sebab cinta yang sungguh tanpa alasan dan pembuktian. “Enu Martha, dengan siapa di situ?, pesan messanger dari Rinus. Martha menyangka bahwa Rinus hanya sekadar bertanya. Karena ia kenal baik dengan rinus. Bahkan tiap hari Rinus menanyakan hal serupa. Tetapi jawaban Martha “Sendiri saja kk Rinus” cukup memancing libido binal Rinus. Rinus bertanya lagi “apa boleh aku ke situ?. Martha cukup kaget dengan pesan dari Rinus. Tetapi dalam hati kecilnya ia tidak mampu menolaknya. Sebab Martha juga mau berduaan dengan Rinus.

Rasa suka Martha terhadap Rinus sudah mulai sejak 6 bulan yang lalu. Sejak Rinus memimpin pembukaan ospek terhadap mahasiswa baru di kampusnya. Martha selalu mencuri pandang, apalagi kalau Rinus sudah mulai berkata-kata pada mimbar. Ingin rasanya ia berdiri sambil meneriakan nama Rinus. Rinus cukup tegas dan berwibawa serta memiliki wajah yang tampan serta berbalut dengan kumis tipis.

***

            Martha membalas pesan Rinus “Datang saja kak”. Bagi Rinus pesan ini adalah eden surga. Betapa tidak berduan dengan seorang wanita pada malam yang sepi. Rinus mulai berkayal tentang lekukan tubuh Martha yang seksi. Martha tidak menyadari ini adalah awal dari persembuyian kehancuran dirinya. Dalam benak Martha tergurat jelas konsep kebaikan dari kepribadian Rinus. Sehingga ia tidak berpikir panjang akan peristiwa yang akan terjadi pada pertemuan mereka. Berduaan dalam kos, sambil menyulam sepi dibarengi mentup pintu dan gorden adalah kebahagian yang tak tertandingi bagi Martha dan Rinus.

Martha mulai sibuk menyiapkan segala sesuatu untuk menerima kedatangan rinus. Mulai dari dandanan yang anggun, berpakaian ketat penuh seksi. Tak lupa ia juga menyiapkan satu bungkus rokok surya bagi Rinus. Cukup aneh, Rinus datang dengan biasa-bias saja tetapi Martha menyambutnya dengan  luar biasa. Terlihat jelas kegensian Martha sebagai anak orang berada. Apa lagi yang datang adalah kakak tingkat pada kampusnya. Rasa cinta dibalut dengan rasa gensi membuat mata Martha kian buta. Ia rindu sekali mendapat respon kekaguman dari Rinus.

***

            Rinus datang dengan  motor metic andalanya. Martha menyambutnya pada pintu kamar kosnya. Terlihat jelas rasa bahagia yang di alami Martha. Permainan liar pun di mulai. Kata-kata Rinus mematikan saraf sadar Martha sehingga apa yang dikatakan oleh Rinus, Martha tidak sedikitmu menolaknya. Bahkan ia memberi syarat kepada Rinus untuk memulaikan perminannya. Gerakan pemanasan pun dimulai.  Peluh kian membasahi raga. Rasa nikmat tak terbendung lagi. Kini Rinus mau melanjutkan permainan dibawah pusar Martha.

“Kk jangan!, aku masih perawan, kata Martha pada jeda nafasnya yang tak karuan. Kata perawan rupanya memacu Rinus untuk mencicipi darah-darah suci Martha. “Mart, apa pun yang akan terjadi, aku siap untuk bertanggung jawab”. Kata-kata Rinus melemahkan komitmen Martha bahwa ia harus menikah dengan kesucian yang utuh. Martha tak menjawab lagi kata-kata rinus. Ritsleting mulai bergerak, dalam sekejap celana Martha sudah bergeletak di lantai. Tangan Rinus kian melata seperti ular, menjulur menuju tempat-tempat suci.

***

Permainan jari Rinus sudah  kian terasa oleh Martha. Tak ada gerakkan pemberontakan pada Martha. Matanya kian merem membiarkan sensai menguasi sekujur tubuhnya. Desahan-desahan Martha kian terdengar seisi ruangan. Permainan Rinus pun semakin menjadi. Tak cukup dengan jari rinus mulai menanggalkan celana panjangnya. Martha menyakiskan tubuh rinus yang kekar penuh kotak-kotak. Tak luput juga, Martha menatap dengan penuh kagum rudal balastik Rinus yang sudah mengacung.

“Kk jangan, aku tidak mau hamil duluan sebelum selesai kuliah”, kata Martha. Lalu Rinus meyakinkan Martha bahwa ia menggunakan kondom dalam permainan itu. Cara Rinus cukup licik. Ia memakai kondom agar Martha mau melayaninya. Tetapi pada saat penetrasi, Rinus melepaskan kondom dari rudalnya agar permainan semakin puas baginya. Kesucian Martha sudah terenggut oleh Rinus. Air mata Martha menetes membashi pipinya. Ia menyadari betul hal apa yang akan terjadi untuk masa depannya. Sebab sperma Rinus sudah tumpah pada rahimnya. Rinus mengusapi air mata Martha sembari berkata “Mart, aku siap untuk menjadi ayahnya”.

***

            Setelah sekian minggu dari permainan itu, Martha di nyatakan hamil. Martha mau menggugurkan anak dara pada rahimnya tetapi ia takut berdosa terhadap Tuhan dan sesama. Ia pun memberitahukan Rinus melalui telepon. “Halo, ini siapa?, kata wanita itu dari seberang, membuka percakapannya dengan Martha.

“Maaf, apa benar ini nomornya kk Rinus?”. Ia benar ini nomornya kk Rinus dan yang jawab ini adalah istrinya”, kata wanita itu. Martha diam seketika, ia tak menyangka bahwa Rinus telah berisiri. “Lalu bagaimana dengan anak ini, siapa yang bertanggung jawab”.  Martha menangis penuh sesal. Ia tidak melanjutkan perkuliahan demi merawat anak dari Rinus sang pengecut yang bangsat itu.

Post a Comment for "Martha; Ijinkan Aku Membuka Ritsleting pada Celanamu "