Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Natalia || Cerpen BD |

(Sumber Gambar: hellosehat.com)

Sisa geming-geming hujan di ujung daun mulai berjatuhan meresap ke tanah yang basah sore itu. Kuntum-kuntum bunga Flamboyan kian bermekar bersama sisa-sisa hujan yang menyertai keberadaan Valentinus dan Natalia pada sebuah bangku di sudut taman itu. Lampu-lampu taman menyala menyoroti tempat itu.

 Sementara, lelangit perlahan mulai menghitam seakan mau berpamitan. Cahaya matahari mulai bersembunyi diri pada rimbanya. Valentinus dan Natalia masih membisu sambil menatap tingkap-tingkap lelangit dan mulai menghitung bintang-bintang yang menyapa pertemuan mereka.

***

“Nat, mungkin ini pertemuan yang terakhir kita?”, kata Valentinus disela menyeka rambut Natalia yang terurai lepas. Natalia memalingkan wajah lugunya yang judes dan berkata “ kenapa ya kak, sampai berkata begitu?. Susana romantis berubah menjadi sunyi mencekam. 

“Kalau pertemuan ini, sebagai pamitan yang terakhir dari kak, aku tidak akan mau datang untuk bertemu. Aku berpikir kak masih lama di sini”, kata Natalia. Air mata perpisahan Natalia mulai menderai sore itu. “Aku tidak yakin kakak mampu menjaga hatiku di sana”.

Baca juga: Wanita Penikmat Jidat

Pertemuan sore itu menjadi perpisahan yang terberat dirasakan oleh Natalia. Saling berkenalan dalam satu minggu lalu pacaran satu bulan kini harus menanggung LDR yang cukup lama. Betapa tidak, Valentinus baru akan pulang libur tiga tahun lagi. Itu cukup berat bagi Natalia. Lalu Valentinus, mulai mercaikan  kata-kata manisnya agar kesedihan Natalia tidak berlarut.

***

 “Nat, aman saja. Hati ini sudah pasti untuk kamu, aku sudah menguncinya rapat. Layaknya berangkas negara yang disembunyikan di tempat yang aman”. Natalia mulai tersenyum, meski pada hatinya masih berat untuk melepas pergikan Valentinus.

Kini Valentinus berangkat menuju tempat tujuannya yakni sebuah biara kontemplatif yang amat jauh dari Natalia. Aturann biara yang amat ketat membuat kuncup-kuncup rindu mulai bertabur semi. Rasa penasaran tentang, apakah Natalia masih menjaga hatinya di luar sana kian menyelimuti diri Valentinus.

    Baca juga: Frater; Aku Mencintaimu

  Hp tidak bisa di bawa. Tidak ada jalan lain dari Valentinus untuk memberi kabar kepada Natalia yakni melalui surat. Valentinus semakin dilema. Apakah ia merelakan panggilanya digadai dengan hp ataukah ia harus mengundurkan diri.  Valentinus mengambil jalan tengah yakin melalui surat.  Bagi Valentinus via surat adalah cara yang terlarisnya saat itu, meski melawan peradaban moderan.

***

Pada surat yang pertama dengan isinya tidak seberapa. Tidak berhalaman apalagi berkata-kata banyak. Hanya dua kata yang Valentinus sempat tulis dikala itu yakni aku rindu. Surat yang sedianya di tulis Valentinus beberapa bulan yang lalu, namun terlalu rumpil rumit sehingga Valentinus baru selesai menulisnya di akhir bulan Novembeer.

 Anehnya yang Valentinus tulis hanya dua kalimat “Aku rindu”. Lalu Valentinus menunggu orang yang akan pergi ke kampung Natalia untuk menitipkan suratnya. Tetapi tidak ada satu pun  orang yang hendak pergi ke kampung Natalia.

Valentinus mengambil surat itu dari bawah bantal tidurnya lalu menyimpannya di pojok rohani miliknya. Valentinus yakin, biarkan Tuhan yang membawa rindunya kepada Natalia. Dalam doa pribadinya Valentinus tidak pernah lupa intensi rindunya bagi Natalia. 

Kehidupanya dalam biara hambar-hambar saja, sebab hatinya masih memikirkan Natalia. Valentinus merindukan, semoga saja Natalia datang mengunjunginya ataupun mengirim surat untuknya. Tetapi tidak ada. Dalam benak Valentinus ia selalu meritualkan tentang cepat pulang libur.

***

Tidak terasa tiga tahun, Valentinus berada dalam jeruji suci. Kini ia pun meminta kepada pimpinan biaranya untuk pulang libur. Pimpinan biarnya menyetujui permintaan dari Valentinus. Lalu ia pulang kekampung yang tidak jauh dari kampungnya Natalia. Sesampainya di rumah, Valentinus disambut dengan gembira oleh keluarganya.

    Pada saat valentinus asyik bercanda gurau dengan orang tuanya. Tiba-tiba seorang gadis mucul dari kamar kakaknya. Gadis itu tidak lain adalah Natalia. Valentinus  amat kaget serta bercampur rasa heran. Mengapa ia mucul dari kamar kakaknya.

             Baca juga: Lelaki Malam Pertama

Valentinus mulai mengeserkan tempat duduknya agar lebih dekat dengan ibunya, lalu ia bertanya “Ibu, mengapa Natalia ada di kamar kakak?”. Ibunya menjawab sambil tersenyum “Nak, dia sudah menjadi istri dari kakakmu”.

Betapa kecewa Valentinus, tiga tahun ia menjaga rasanya. Tiga tahun pula ia setia memintal doa untuk Natalia. Tetapi Natalia meruntuhkan rasanya dengan menikahi kakak kandungku sendiri.  Lalu Valentinus langsung menuju kamarnya dan menuliskan surat “Tuhan, aku tidak merindukannya lagi. Itu hari, saya hanya main tipu-tipu saja".

Post a Comment for "Natalia || Cerpen BD |"