Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Ribuan Hujan yang Jatuh, Puisi dari Air Matamu, Suatu Hari Nanti || Kumpulan Puisi Selviana Grasantia |


(Sumber Gambar: phinemo.com)

 

Ribuan Hujan yang Jatuh

Aku selalu percaya,

setiap ribuan hujan yang jatuh di atas atap rumah ini,

Membawa rindu yang sudah terlalu berat dipikul awan

Aku selalu percaya,

rintih suara hujan yang menetes di atap rumah ini,

Adalah tangis haru rindumu yang sampai di dekat tubuhku

dan kaupun harus percaya,

hujan yang jatuh dari langit kotamu 

Adalah rinduku

yang mengantar rindumu kembali  pulang dengan selamat 

Lembor, April 2021


Puisi dari Air Matamu

Pada babak terakhir kau menangis 

ada bising yang bersahut-sahutan.

Semakin jelas terngiang dalam kacau,

ada sebait puisi kecil yang tercipta.

Dalam ketiba-tibaan aku terperanjat.

Air matamu berubah menjadi seorang penyair

Mereka berbicara perihal jatuh dan juga luka

dan wajahmu seketika jadi panggung satire.

Esok ingin kuculik air matamu

dan kusimpan dalam bibirku.

Agar puisinya tak mati dalam setetes yang terbuang

Lembor, April 2021


Suatu Hari Nanti

Ketika semua hanya sebatas angan

Akan ada masanya aku,

menikmati senja bersamamu.

Dimana angin sore dengan genit,

mengelus kelopak matamu.

Sembari tuturkan asa yang lama terbelenggu

Kamu dan aku ditemani sebuah gitar yang rapuh.

Dan secangkir kopi hangat yang terjepit di jari telunjukmu

Ya, itulah hasrat.

Yang menjadi dusta terhebat.

Semua menghilang semenjak matahari terbenam,

Meninggalkan pekat nan malam mencekam 

Atas kepergianmu di pangkal malam

Lembor, Apri 2021


Oleh: Selviana Grasantia. Penulis adalah  penyuka sastra. Saat ini berdomisili di Lembor -Wae Nakeng

2 comments for "Ribuan Hujan yang Jatuh, Puisi dari Air Matamu, Suatu Hari Nanti || Kumpulan Puisi Selviana Grasantia |"