Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Persembahan Kecil untuk St. Arnoldus Janssen || Puisi Millia Priesetya

 (Sumber foto: id.wikipedia.org)


Persembahan Kecil untuk St. Arnoldus Janssen


Mentari kisah di puncak waktu,

Sinarnya hangat tak menyengat.

Angin masih sepoi dingin,

Berpacu pelan.

Alam menarikan tarian bagi penciptanya.

Meski dunia masih sibuk dengan aktifitasnya

Tetapi, di sini hening.

Kuntum hening itu membuat selembar sinar

Dan secerca terang terlihat.

Terang di antara terang,

Terang yang mampu terjangkau oleh hening.


Baca juga: Ayah-Ibu-puisi-Millia-Prisetya


Roman mukanya menyiratkan ketegasan

Sorot mata yang tajam menerobos dunia,

Yang penuh hiruk pikuk.

Diamnya bukan tanpa kata dan tindakan

Kekakuannya menyeretkan kepastian.

Tatapannya penuh dengan kewibawaan,

Menukik dan merobek ego dan ragu

Namun dalam nadinya ada kesabaran yang didih.

Lemahlemut dan santun

Pernah ada air mata yang membasuh hidupnya.

Di saat semua orang ragu atas idenya.


 Baca juga; Kemerdekaan-Harapan-di-Tengah-Pandemi


Tawanya yang jarang penuh getir,

Mengundang tangis orang waras.

Impian dan idenya yang terlampau besar.

Mendirikan kongregasi misi, di tengah peliknya dunia.

Tetapi suara keraguan itu dibiarkan berlalu,

Ia percaya pada Roh Tuhan.

Rohlah yang bekerja padanya.

Dalam hening ia sujud,

Wujudkan mimpiku Tuhan.

Dalam hening membimbingnya untuk tekun melihat,

Merenungkan untaian peristiwa dalam terang.

Ia menapaki segala jalan,

Dalam dan bersama Sang Sabda.

Dialah bintang dari Goch


 Penulis Sr. Millia Priesetya, SSPS.

Post a Comment for "Persembahan Kecil untuk St. Arnoldus Janssen || Puisi Millia Priesetya"