Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Wanita yang Rapuh || Cerpen BD

(Sumber Gambar: fajar.co.id)

"Hati wanita gampang rapuh. Jika tak sanggup merawatnya, katakan dengan jujur. Bukan sebaliknya, engkau menjadikan itu sebagi ladang permainan" 

Sudah seberapa sering engkau menciptakan luka?. Sudah berapakali engkau hadir sebagai pengobat luka. Jika belum pernah, berhentilah. Kamu tak tahu tentang luka dari wanita. Kamu tak tahu seberapa besarnya dukanya. Air mata wanita itu mahal, memang mereka gampang menangis tetapi air mata itu sebagai tanda paling tulus untuk rasanya.

Luka pada tubuh gampang diobati tetapi luka pada hati butuh waktu yang panjang, mungkin juga ia tak mampu mengobati lukanya. Wanita terluka karena ia terlalu percaya padamu. Sebab baginya engkau sebagai penawar yang ampuh untuk sepinya.

***

Wanita itu masih setia duduk berpangku sepi.  Pada teras rumah ia meliuk diri sembari menatap diri yang malang. Tak ada lagi tawa, tak ada lagi canda yang ada hanya diri yang murung. Menyesal diri sudah terlambat. Memohon ampun pada Tuhan juga sudah tak mungkin.

Berkali-kali ia mencaci maki lelaki itu. Bahkan ia berontak pada Tuhan, inikah pilihan yang terbaik untukku. Jika aku harus menerima takdir ini mending aku mati saja. Sudah terlalu sakit. Air matanya sudah habis dipenyesalan. Air mata yang tak bersalah harus ikut menanggung rasanya.

        Baca Juga: Nadia-cemburu-pada-Tuhan

***

Duduk berdiam diri layaknya orang mati. Sekujur tubuhnya menjadi kaku. Matanya hanya setia memandang pohon jambu di depan rumahnya. Sedangkan mulutnya tak sanggup berkata-kata. Ia terus diam, mati bersama luka yang harus  ia tanggung. “Nak, ini sudah malam. Ayo, segera masuk” kata ibunya. ia tetap diam. Matanya terus melotot pada malam yang gumam sepi. Pohon jambu itu sudah bersembunyi di balik malam.

Ia tetap duduk mematung, kaki-kakinya sedikit mulai bergerak. Bukan untuk berdiri dan berjalan tetapi hanya untuk merentangkannya. Mungkin betisnya terlalu pegal menahan berat tubuhnya. “Nak, ayo. Nanti kamu sakit loh” kata ibunya. ia hanya menoleh sejenak kepada ibunya. ia menatap ibunya dengan tatapan sayu. “Ibu seberat inikah kehidupanku?” katanya kepada ibu.

***

Sang ibu tahu betul tentang pergolakan batin dari anaknya. sang ibu memeluk anaknya dan berkata “Jangan pikir itu lagi, engkau masih punya masa depan”. Ia menangis pada pelukan sang ibu. Semakin erat ibunya memeluk, tangisannyapun semakin menjadi.

 Ia memeluk ibunya dengan erat. Tak ada lagi kata-kata, yang ada hanyalah deshan nafas yang tak menentu. Ia sudah 30 menit menangis. Ibunya membiarkan ia terus menangis. Mungkin dengan itu lukanya bisa sembuh.

Post a Comment for "Wanita yang Rapuh || Cerpen BD"