Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Insomnia || Cerpen BD


(Sumber Gambar: pixabay.com)

"Jalan paling buruk merawat luka adalah berdiam diri. Lalu pelempiasan paling bangsatnya, murung dan bersembunyi. lalu efek paling bodohnya terus merundung, luka dan duka terus menganga".

Kehidupanku tak sebahagia yang mereka lihat. Tak juga seburuk yang mereka sangka. Yang tahu hanyal diriku sendiri. Mereka tahu dari apa yang mereka pikir. Itulah kenyataan hidupku.kebahagian selalu datang sesaat, tetapi derita datang berkali-kali bahkan mencoba menetap. Tak salah orang mengatakan “Hidup butuh derita, biar tahu tentang kehidupan itu sendiri”.

Aku dilahirkan di tengah keluarga yang tak jelas. Katanya aku punya ayah, tetapi ia dimana. Katanya juga aku punya ibu tetapi ia dimana. Semuanya pergi semenjak aku ada. Mungkin kehadiranku sebagai pedang pemisah antara keduanya.

***

Baca juga: Bermulut-Manis


Wajar saja, aku diciptakan tanpa restu yang pasti. Permainan yang mencoba-coba ayah dan ibu melahirkan aku. Tak ada yang mau mengakuiku sebagai anak, kecuali nenekku yang sudah tua. Ia tetap mengakuiku sebagai salah satu cucunya.

Awalnya aku tumbuh sebagai anak normal, yang suka bermain. Tetapi seiring berjalan bersama waktu. Kini aku mulai berubah. Aku mulai berdiam diri di kamar. Mondar-mandir tak jelas. tidur juga tak bisa. Intinya selalu ada di dalam kamar. Tiga bulan yang lalu aku mengenal seorang lelaki melalui instagram.

Awalnya kami hanya saling berkomentar pada fotoku yang aku unggah tiga minggu yang lalu. Saking serunya, kamipun berpindah ke kolom chat. Di sana benih-benih cintaku mulai tumbuh, ia amat perhatian denganku. Setiap hari ia selalu menanyakan kabarku. Setiap hari juga ia mengatakan “Jangan terlalu lama-lama di kamar”.

***

Baca juga: Janji-yang-Sia-sia


Aku tak peduli dengan itu. hanya di dalam kamar aku bisa berbagi waktu dengannya. Bahkan 24 jam. Jika sudah bosan  dengan chat, kami mulai videocall. Pokoknya setiap hari kami sibuk dengan itu. sampai akhirnya ia berkata “aku sudah mulai bosan. Tolong jangan terlalu banyak kabar.

Iapun menjauh dan menghilang dari duniaku. Akupun semakin candu dengan dunia kamar. Setiap hari aku berada dalam kamar. Bahkan setiap malam aku tidak bisa tidur, hanya memikirkan tentang dia. Ia menjadi hantu dalam dunia tidurku. Pikiranku selalu terbagi antara masa lalu dan lelaki itu.

Ada banyak orang yang mengatakan, aku penyakit sosial. Tetapi aku tak peduli. Aku terus mencari kebahagian dengan caraku. Kini aku menjadi wanita insomnia, yang merana. Duka terus menjerat. Pikiran kian menghimpit.

Post a Comment for "Insomnia || Cerpen BD"