Insomnia || Cerpen BD
Kehidupanku
tak sebahagia yang mereka lihat. Tak juga seburuk yang mereka sangka. Yang tahu
hanyal diriku sendiri. Mereka tahu dari apa yang mereka pikir. Itulah kenyataan
hidupku.kebahagian selalu datang sesaat, tetapi derita datang berkali-kali bahkan
mencoba menetap. Tak salah orang mengatakan “Hidup butuh derita, biar tahu
tentang kehidupan itu sendiri”.
Aku
dilahirkan di tengah keluarga yang tak jelas. Katanya aku punya ayah, tetapi ia
dimana. Katanya juga aku punya ibu tetapi ia dimana. Semuanya pergi semenjak
aku ada. Mungkin kehadiranku sebagai pedang pemisah antara keduanya.
***
Baca juga: Bermulut-Manis
Wajar
saja, aku diciptakan tanpa restu yang pasti. Permainan yang mencoba-coba ayah
dan ibu melahirkan aku. Tak ada yang mau mengakuiku sebagai anak, kecuali nenekku
yang sudah tua. Ia tetap mengakuiku sebagai salah satu cucunya.
Awalnya
aku tumbuh sebagai anak normal, yang suka bermain. Tetapi seiring berjalan
bersama waktu. Kini aku mulai berubah. Aku mulai berdiam diri di kamar. Mondar-mandir
tak jelas. tidur juga tak bisa. Intinya selalu ada di dalam kamar. Tiga bulan
yang lalu aku mengenal seorang lelaki melalui instagram.
Awalnya
kami hanya saling berkomentar pada fotoku yang aku unggah tiga minggu yang
lalu. Saking serunya, kamipun berpindah ke kolom chat. Di sana benih-benih cintaku mulai tumbuh, ia amat perhatian
denganku. Setiap hari ia selalu menanyakan kabarku. Setiap hari juga ia
mengatakan “Jangan terlalu lama-lama di kamar”.
***
Baca juga: Janji-yang-Sia-sia
Aku
tak peduli dengan itu. hanya di dalam kamar aku bisa berbagi waktu dengannya. Bahkan
24 jam. Jika sudah bosan dengan chat, kami mulai videocall. Pokoknya setiap hari kami sibuk dengan itu. sampai
akhirnya ia berkata “aku sudah mulai bosan. Tolong jangan terlalu banyak kabar.
Iapun
menjauh dan menghilang dari duniaku. Akupun semakin candu dengan dunia kamar. Setiap
hari aku berada dalam kamar. Bahkan setiap malam aku tidak bisa tidur, hanya
memikirkan tentang dia. Ia menjadi hantu dalam dunia tidurku. Pikiranku selalu
terbagi antara masa lalu dan lelaki itu.
Ada banyak orang yang mengatakan, aku penyakit sosial. Tetapi aku tak peduli. Aku terus mencari kebahagian dengan caraku. Kini aku menjadi wanita insomnia, yang merana. Duka terus menjerat. Pikiran kian menghimpit.
Post a Comment for "Insomnia || Cerpen BD"