Kado Terindah || Puisi Margareta |
(SumberGambar: www.budiono.net)
Kado Terindah
Di tengah malam yang dihiasi gerimis tipis.
Dengan penuh yakin,
sosok perempuan yang bernama Maria kembali mendekapku dengan penuh
kasih.
ia datang dengan sengkuntum rindu.
Rasa itu begitu
hangat, sehangat nyala lilin.
Tenang dan nyaman adalah hal
kurasakan ketika berada dalam pelukannnya.
Setetes air mata
menetes dari sudut mata.
Rasanya
hatiku
bukanlah tempat yang ramah
untuk disinggahi perempuan sebaik Maria.
Rasanya tidak pantas bagi perempuan seperti aku untuk terlalu lama dalam pelukannya.
Sebab
aku terlalu banyak melukai banyak hati .
Pada meja Kudus, aku
memilih diam dengan kepala menunduk.
Berharap doa yg
kulangitkan jatuh dalam pangkuanku.
Semua terlihat begitu
indah.
Rasa tidak pantas kini berubah
menjadi pantas.
perempuan yang bernama Maria terus memeluk tubuhku
hingga lebih erat lagi.
Pelukan itu lebih
terasa dari biasanya.
Karena yang kupikiran adalah mereka yang lagi membutuh kehanyatan ddari sosok seorang ibu.
Memilih mundur, rupanya tidak ada tempat bagiku untuk berpijak,
malah yang ada perempuan itu memberi aku ruang yang di dalamnya berisi bingkisan kado.
Kecemasan mulai
menjalar dalam hati.
Rasa percaya diri pun
mulai memudar, Karena semuanya seperti mimpi.
Baca juga; Pejuang-Sarjana-dari-Seberang
Hati begitu kacau, rasanya
ingin meletus.
Setetes air mata kebahagian ikut mewakili perasaanku malam itu.
sungguh, ini adalah kado terindah yang pernah aku lihat.
Apakah
ini tidak berlebihan?
Ataukah
salah alamat? bisikku pada telingganya.
Perempuan itu kembali tersenyum,
dan dengan suara yang
terdengar lembut "atas
nama keyakinan bingkisan ini dialamatkan
kepadamu".
Post a Comment for "Kado Terindah || Puisi Margareta |"