Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kado Terindah || Puisi Margareta |

(SumberGambar: www.budiono.net)


Kado Terindah

 

Di tengah  malam yang dihiasi gerimis tipis.

Dengan penuh yakin

sosok perempuan yang bernama Maria kembali mendekapku dengan penuh kasih.

ia datang dengan sengkuntum rindu.

Rasa itu begitu hangat, sehangat nyala lilin.

 

Tenang dan nyaman adalah hal kurasakan ketika berada dalam pelukannnya.

Setetes air mata menetes dari sudut mata.

Rasanya hatiku bukanlah tempat yang ramah untuk disinggahi perempuan sebaik  Maria.

Rasanya tidak pantas bagi perempuan seperti aku  untuk terlalu lama dalam pelukannya.

Sebab aku terlalu banyak melukai banyak hati .


           Baca juga:  Veronika-Mati-dalam-Buku


Pada meja Kudus, aku memilih diam dengan kepala menunduk.

Berharap doa yg kulangitkan jatuh dalam pangkuanku.

Semua terlihat begitu indah.

Rasa tidak pantas  kini berubah menjadi pantas.

perempuan yang bernama Maria terus memeluk tubuhku hingga lebih erat lagi.

Pelukan itu lebih terasa dari biasanya.

 Aku mencoba untuk melepas pelukan itu.


Karena yang kupikiran adalah   mereka  yang lagi membutuh kehanyatan ddari sosok seorang ibu.

Memilih mundur, rupanya tidak ada tempat bagiku untuk berpijak,

malah yang ada perempuan itu memberi aku ruang yang di dalamnya berisi  bingkisan kado. 

Kecemasan mulai menjalar dalam hati.

Rasa percaya diri pun mulai memudar, Karena semuanya seperti mimpi.


           Baca juga; Pejuang-Sarjana-dari-Seberang


Hati begitu kacau, rasanya ingin meletus.

Setetes air mata kebahagian ikut  mewakili perasaanku malam itu.

sungguh, ini adalah  kado  terindah yang pernah aku lihat.

Apakah ini tidak berlebihan?

Ataukah salah alamat? bisikku pada telingganya.

Perempuan itu  kembali tersenyum,

dan dengan suara yang terdengar lembut "atas nama keyakinan  bingkisan ini dialamatkan kepadamu".


 Margareta seorang Guru Paud, Alumni Unika St. Paulus-Ruteng.

Post a Comment for "Kado Terindah || Puisi Margareta |"