Distansia ll Puisi Fino Carvalho
(Sumber gambar: herstory.co.id)
Hadirmu ibarat angin
Merasa tanpa menatap.
Merasa tanpa melihat.
Hadirmu, memikat hati,
Memilukan jiwa.
Tanpa sadar, kau telah menjadi candu.
Candu yang merekah dan berdiam dalam jiwa
Jiwa yang sepi, merana tanpa ramu.
Memikat tanpa hadir.
Syair dan angan-angan yang ku genggam
di telapak bola mataku,
hadir di ambang pintu hatiku.
(Baca juga: Gagal Cita-cita Punya Pacar Pemain Sepak Bola || Cerpen Adriani Miming)
Jiwa yang merana, berjalan,
di bawah bintang dan rembulan
aku seperti seekor burung tak bersayap.
lantunan kata dan syair rindu mengalir
Membasahi jiwa yang kering.
ibarat badai, aku diombag-ambingkan,
rasa resah dan gelisah mengetuk pintu hatiku
Tanpa suara,
Ya, memberi kabar.
Distansia,
Hadirmu sungguh meresahkan
Kau menghasut jiwa yang mungil,
ibarat badai, hadirmu menyapu setia,
yang kugenggam tanpa rasa resah dan gelisah.
(Baca juga: Diam Itu Luka || Cerpen Adryan Naja)
Distansia,
meramu rindu yang tenggelam dalam jiwa,
melahirkan kata yang tertidur,
merangkai syair berpuisi,
Mengikat harapan tanpa hadir,
terbalut dalam rasa percaya.
Distansia,
Merangkai setia, dalam kata dan puisi
dalam syair-syair doa yang penuh kesabaran.
Post a Comment for "Distansia ll Puisi Fino Carvalho"