Jatuh Cinta dengan Gadis Kemeja Putih Berlogo PNM || Cerpen Aventus Purnama Dep
(Sumber gambar: finansial.bisnis.com)
Jatuh cinta dengan seseorang itu tidak mesti bertemu dan saling sapa secara empat mata. Dengan kemajuan teknologi yang semakin pesat saat ini, kita bisa berkomunikasi dan saling kenal melalui media sosial. Memudahkan kita tidak? Biarlah kamu yang menjawabnya. Walaupun ada orang yang mengatakan, menjalin hubungan melalui media sosial tidak selamanya mengantarkan ke jenjang lebih serius.
Saat ini aku hanya ingin menyampaikan bahwa ketika komunikasi dan hubungan
kita semakin akrab di media sosial, pasti saja ada kesempatan bertemu secara
langsung untuk mengenal yang lebih dalam lagi. Itu sangat menjamin. Percaya
atau tidak? Ya, silakan percaya saja.
Oh iya, aku ingin berbagi dengan kalian yang selalu penasaran, tentang awal mulanya kami jatuh cinta. Hihihi.
Namanya Erta, gadis super cantik nan rupawan, hidung mancung, rambut lurus dan kulit hitam manis, yang selalu memancarkan aura kecantikannya. la tinggal di salah satu pelosok desa terpencil di Kabupaten Manggarai Timur, NTT. Namun, sekarang ia bekerja sebagai karyawan di PNM Mekaar.
PT Permodalan Nasional Madani (Persero)atau disingkat PNM adalah Badan Usaha Milik Negara Indonesia yang bergerak di bagian jasa keuangan. Karyawan PNM Mekaar, biasanya menyusuri kampung-kampung untuk menyediakan layanan pinjaman modal untuk perempuan sejahtera pelaku usaha ultra mikro.
Beranda Facebook adalah perjumpaan pertama kali dengan gadis yang mengenakan kemeja putih bertulis PNM. Waktu itu, aku mengepos link cerpen diaplikasi berlogo F. Detik berikutnya, aku menggerakkan telunjuk dan jempol di layar ponsel hingga atensiku terkunci pada sebuah akun yang menampilkan foto profil seorang gadis mengenakan kemeja putih yang bertulis PNM. Tanpa berpikir panjang, aku memutuskan untuk mengirimkan permintaan pertemanan.
Bagi laki-laki, wanita cantik menjadi prioritas utama bagi mereka dalam menentukan sebuah pilihan karena mereka berpikir bahwa cantik itu mutlak, berbeda dengan perangai yang bisa dibenahi. Omong kosong kalau ada laki-laki yang berpendapat, mereka mengutamakan mencari wanita yang sifatnya baik.
Kalau pun ada laki-laki yang mengungkapkan pendapatnya demikian di depan wanita, tidak menutup kemungkinan dia bisa dikategorikan sebagai buaya darat. Namun, kalian boleh saja tidak setuju. Semua orang bebas berpendapat, bukan?
Setelah menunggu lebih dari 24 jam, enam notifikasi muncul, salah satunya berhasil membentuk sesungging senyum, sebuah konfirmasi pertemanan dari akun gadis itu.
Lantas, aku mengumpulkan keberanian untuk memulai menyapanya melalui Messenger meskipun sebelumnya keraguan sempat menguasai diri. Saat itu aku hanya berpikir, kalau bukan sekarang, kapan lagi harus memulai?
"Hallo".
"Hallo, Kak".
Sebuah balasan singkat disertai emoticon senyum berhasil membuat hati ini penuh bunga. Tak dapat kumungkiri lagi bahwa aku telah menaruh rasa padanya. Dia memang tampak mengagumkan, tampak anggun dengan kemeja yang melekat di tubuhnya hingga tebersit dalam hati kecilku untuk menghabiskan hidup bersamanya.
Tidak sampai di situ, aku melanjutkan chatingan
dengannya sebab tanda hijau masih tampak di akun miliknya yang menandakan bahwa
dia masih aktif.
"Iya, salam kenal".
"Salam kenal juga, Kak".
"Saya Ven, kalau Nona"?
"Oh, nama Kaka Ven. Saya Erta".
"Erta asli orang mana"?
"Saya dari Lamba Leda Utara, Kak. Kalau kaka"?
"Saya dari Reok".
Malam itu, aku menghabiskan waktu berkomunikasi dengannya melalui Messenger. Bintang yang bertaburan seolah menjadi saksi bahagiaku yang membuncah hingga menghantarkanku sampai ke alam mimpi.
Dua hari telah berlalu, komunikasi kami semakin akrab walaupun tidak
pernah bertatap muka. Aku juga mulai berpikir untuk mengungkapkan perasaanku
inikepadanya.
Jantungku berdegup kencang. Bulir-bulir bening mulai memenuhi wajahku karena ini kali pertama aku mengungkapkan perasaan kepada lawan jenis.
Setelah cukup lama, jariku menekan aplikasi berwarna hijau. Ya, kemarin
saat sedang chating via Messenger, aku mendapatkan nomor WhatsApp -nya.
"Ha-hallo Erta, apa kabar?" sapaku sedikit gugup.
"Kabar baik, Kak Ven. Kaka Ven juga bagaimana kabar?" sahutnya
dari seberang sana.
"Kabar baik juga. Adek Erta, saya mau omong sesuatu denganmu,"
"Ah, Kaka Ven ini ada-ada saja. Kasih tahu bagaimana?"
"Adek Erta, saya orangnya tidak biasa memendam dengan perasaan. Saat
ini, saya hanya mau mengatakan, saya sedang mengagumimu dan maukah dirimu jadi
kekasihku?"
Hening beberapa saat. Aku menebak-nebak jawaban seperti apa yang nantinya singgah di telingaku.
"Kaka Ven, sebenarnya saya juga punya rasa yang sama dengan kamu.
Tapi, bagaimana situasi kita saat ini dibatasi oleh jarak" Ucapnya.
"Ya, Kaka Ven saya terima. Kita jalani saja seiring berjalannya
waktu,"sambungnya kemudian.
Selanjutnya, kami resmi menjadi sepasang kekasih. Layaknya kami sebut pacaran LDR, tetapi pacaran LDR kami tidak seperti apa yang disampaikan oleh Fajar Sadboy. Hehe.
Hubungan kami terus berlanjut. Komunikasi selalu terjaga. Erta serupa
alarm yang kerap mengingatkan aku dalam segala hal. Semua perhatiannya menjadi
moodboster tersendiri untukku. Aku pun bersikap serupa. Aku mendukung semua
yang menjadi impiannya. Dia pun mendukungku untuk meraih masa depan.
Post a Comment for "Jatuh Cinta dengan Gadis Kemeja Putih Berlogo PNM || Cerpen Aventus Purnama Dep"