Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Bukan Damai, Melainkan Pertentangan || Renungan Injil Lukas 12:49-53 - Nerapost

Bukan Damai, Melainkan Pertentangan || Renungan Lukas 12:49-53 - Nerapost

 (Sumber gambar: depositphotos.com)


“Aku datang bukan membawa damai, melainkan pertentangan”

Penginjil Lukas  menampilkan kisah yang menarik yakni tentang Yesus menyampaikan bahwa kedatangan-Nya bukan membawa damai tetapi pertentangan. Jika kita hanya membaca sepintas saja, seolah-olah Yesus sedang ingin membuat kekacauan. Perkataan Yesus ini tentunya bertolak belakang dengan apa yang diajarkan-Nya yakni cinta kasih, kedamaian, pengharapan dan sukacita. Apakah perkataan Yesus ini mau merobohkan dimensi itu? Apakah Yesus menghendaki agar manusia hidup bertentangan? Tentu saja tidak.

Apa yang Yesus firmankan tentu tidak dimaksudkan untuk menciptakan kekacauan di tengah dunia, tetapi untuk menegaskan misi yang mulia yakni membaharui dunia dan melepaskan manusia dari keterikatan dosa. Namun misi penyelamatan itu tidak serta merta diterima oleh dunia. Banyak kali dunia mentang dan menolak misi penyelamatan itu karena dunia lebih memilih mengikuti nafsu kedagingan yang bisa berdampak pada lahirnya pertentangan di tengah komunitas keluarga, lingkungan dan masyarakat.

Dalam hal ini memang tidak mudah untuk mengerti dan mengikuti Yesus. Seringkali pengajarannya bertolak belakang dengan tradisi yang ada. Bahkan sering kali bertentangan dengan hukum yang berlaku. Maka atas dasar itu banyak orang yang berusaha untuk menyingkirkan Yesus dan berjuangan merusak popularitasnya. Meski banyak orang yang senang dengan kehadirannya, tetapi kemudian membenci karena perjalanan yang ditawarkan oleh Yesus tidak mudah dan sangat sulit. Bahkan sering kali terjadi kenyamanan yang selama ini sudah didapat justru dihancurkan ketika mengikuti Yesus. Kita ingat akan kisah seorang anak muda yang kaya raya datang kepada Yesus dan hendak mengikuti Yesus. Semua perintah Allah diturutinya tetapi itu tidak cukup. Yesus menyuruh pemuda itu untuk menjual semua harta miliknya (Bdk. Matius, 19:16-26). Sementara kita sering kali hanya senang berada pada zona nyaman diri.

Hal seperti itu lah yang Yesus katakan “Kamu menyangka bahwa aku datang untuk membawa damai di atas bumi? Bukan, kataku kepadamu, bukan damai, melainkan pertentangan.” Ada begitu banyak orang yang tidak mudah menerima kebenaran, kejujuran, keadilan. Semuanya itu merupakan inti dari ajaran Yesus. Yesus datang menawarkan api kasih, akan tetapi api kasih itu menjadi bumerang pertentangan. Maka bagi mereka Yesus menjadi ancaman yang harus disingkirkan.

Melalui pengajaran-Nya, Yesus mengajak kita untuk menjadi pengikut-Nya yang berani menanggung segala resiko, dan siap masuk ke dalam komunitas baru dengan cara hidup baru serta tuntutan baru sebagaimana yang dikehendaki-Nya. Bagi mereka yang merasa terancam dengan cara hidup baru ini tentu akan memberikan perlawanan termasuk keluarga sendiri. Seringkali terjadi dalam hidup, betapa sulit memperbaiki kesalahan lama yang sudah menjadi kebiasaan. Kalaupun kita tampil sebagai pembaharuan, namun rintangan yang dihadapi tidak selalu gampang. Bisa saja kita ditolak, dibenci bahkan dicaci maki dan akhirnya menimbulkan perpecahan.

Ketika kita dengan lantang menyuarakan hidup dalam semangat persaudaraan, yang terjadi malah ketidakadilan merajalela. Di tengah situasi demikian, Yesus menuntut kita bersikap tegas dalam menentukan pilihan. Kita harus menyadari dengan sungguh bahwa konsekuensi dari mengikuti Yesus yakni siap menghadapi tantangan apapun. Bagi mereka yang setia dan sabar dalam menghadapi tantangan, pasti akan menikmati kedamaian sejati. Yang terpenting bagi kita adalah tetap konsisten dalam keyakinan kita dan tidak memberi ruang untuk berkompromi dengan kejahatan. Yakin bahwa Tuhan selalu setia menyertai setiap orang yang berjuang untuk kebenaran dan kebaikan bersama.

Sumber: Berjalan Bersama Sang Sabda 2024 (Komisi Komunikasi SVD Jawa)

Post a Comment for "Bukan Damai, Melainkan Pertentangan || Renungan Injil Lukas 12:49-53 - Nerapost"