Cerita Misteri: Kucing Jadi-jadian dari Pohon Beringin Tua - Nerapost

(Sumber gambar: adami.indozone.id)

Suatu malam tepat pukul 11:00 WIB, Nadia terbangun dari tidurnya. Orang tuanya sedang berada di kota. Nadia sendirian di rumah dan hanya ditemani oleh seekor anjingnya yang bernama Bonito. Malam itu hujan terus mengguyuri kampung itu tanpa henti. Suara petir dan lolongan anjing terus menghiasi malam. Nadia beranjak dari tempat tidurnya dan pergi ke dapur. Bonito masih terlelap dalam tidur.

Nadia mengayunkan langkah dengan mata yang berat. Malam itu ia hendak membuat teh hangat untuk mengurangi rasa dingin tubuhnya. Tepat di lorong dapur, Nadia melihat ke arah gorden jendela yang bergerak. Tetapi Nadia tidak peduli, dalam pikirannya pasti itu cicak yang sedang mencari makan.

Ketika Nadia hendak menyalakan kompor, tiba-tiba Bonito lari ke arahnya. Seketika itu, bulu kuduk Nadia merinding. Cerita tentang kucing jadi-jadi dari pohon beringin itu sudah sering Nadia dengar dari orang tuanya. Namun, karena ia berpendidikan ia tidak percaya dengan hal-hal takhayul.

Tiba-tiba bunyi “praakkkk” dari arah jendela. Tubuh Nadia mulai gemetar dan raut wajahnya merah padam. Suara air hujan yang jatuh dari seng rumahnya menambah ketakutan ditambah pada saat yang sama listrik tiba-tiba padam.

Nadia langsung lari ke kamar dengan teriak histeris. Di tengah ketakutan itu, Nadia memberanikan diri untuk melihat ke luar jendelanya. Ia melihat kucing yang tiba-tiba berubah menjadi kuda yang tidak berkepala.

Nadia langsung melompat ke tempat tidurnya. Ia meraih HPnya untuk melihat jam. Rupanya malam terlampau lama untuk Nadia yang sedang ketakutan. Ia mencoba menghubungi orang tuanya dan menceritakan kejadian itu. Lalu orang tuanya menyuruh Nadia untuk mengambil air yang sudah diberkati oleh Pastor dan menyiramnya di setiap sudut rumah.

Di akhir telepon ayahnya berkata “Nak, jangan keluar dari rumah, itu kucing jadi-jadian dari pohon beringin di ujung kampung itu. Kalau dia sudah jalan begitu berarti ada tanda-tanda tidak baik untuk beberapa hari ke depan,” kata ayahnya sambil pamit dengan Nadia.