Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Liberalisme Kristen Menurut Oliver O'Donovan: Sebuah Sintesis antara Kebebasan dan Iman - Nerapost

Liberalisme Kristen Menurut Oliver O'Donovan: Sebuah Sintesis antara Kebebasan dan Iman - Nerapost

(Sumber gambar: gazetadopovo.com)

Dalam wacana filsafat politik dan teologi kontemporer, nama Oliver O'Donovan menonjol sebagai salah satu teolog dan filsuf politik terkemuka yang mencoba menjembatani antara iman Kristen dan struktur politik modern. Salah satu tema sentral yang sering dibahas dalam karya-karyanya adalah hubungan antara liberalisme dan iman Kristen. Namun, penting untuk dicatat bahwa O'Donovan tidak serta-merta mendukung liberalisme sebagaimana yang umum dikenal dalam wacana politik modern. Sebaliknya, ia menawarkan kritik konstruktif terhadap liberalisme, sekaligus menunjukkan bagaimana unsur-unsur liberal dapat ditransformasikan oleh pemahaman Kristen tentang otoritas, kebebasan, dan masyarakat.

Pemahaman Dasar tentang Liberalisme

Secara umum, liberalisme menekankan nilai-nilai seperti kebebasan individu, hak asasi manusia, toleransi, dan pemisahan antara agama dan negara. Dalam kerangka ini, agama kerap dianggap sebagai urusan pribadi yang tidak boleh mendominasi ruang publik atau politik.

Namun, pendekatan seperti ini kerap dikritik karena mengabaikan dimensi moral dan spiritual dari kehidupan bersama. O'Donovan melihat adanya kerapuhan dalam fondasi moral liberalisme, terutama ketika ia melepaskan diri dari akar teologis dan moral yang dahulu menopang modernitas.

Kritik O'Donovan terhadap Liberalisme Sekuler

Dalam bukunya yang berpengaruh seperti The Desire of the Nations dan The Ways of Judgment, O'Donovan menyampaikan bahwa liberalisme modern adalah warisan dari pergeseran besar dalam pemikiran politik Barat, terutama sejak masa Pencerahan. Dalam proses sekularisasi, liberalisme berusaha mempertahankan struktur moral dan hukum tanpa fondasi religius. Bagi O'Donovan, ini adalah kesalahan kategoris, karena moralitas dan politik tidak dapat sepenuhnya dimengerti tanpa visi ilahi tentang keadilan dan otoritas.

Menurut O'Donovan, ketika liberalisme menolak peran wahyu dan teologi dalam kehidupan politik, ia menjadi "kosong secara moral". Kebebasan menjadi kebebasan tanpa arah, dan hak individu menjadi absolut tanpa pertanggungjawaban kepada kebaikan bersama.

Liberalisme Kristen: Versi Alternatif

Namun, O'Donovan tidak serta-merta menolak semua nilai-nilai liberal. Ia mengakui bahwa konsep kebebasan politik, keadilan hukum, dan penghormatan terhadap martabat manusia memiliki akar yang kuat dalam pemikiran Kristen. Oleh karena itu, ia menawarkan apa yang dapat disebut sebagai "liberalisme Kristen", yakni suatu bentuk politik yang:

1.      Mengakui otoritas Kristus sebagai dasar dari tatanan politik yang benar;

2.      Menempatkan kebebasan sebagai buah dari penebusan dan pembaruan moral;

3.      Menghormati pluralitas, namun tetap berakar pada kebenaran yang transenden;

4.      Melibatkan Gereja sebagai saksi moral dan profetik dalam ruang publik.

Dengan demikian, O'Donovan ingin merehabilitasi politik liberal melalui lensa teologi, bukan membuangnya sepenuhnya.

Peran Gereja dan Otoritas Kristus

Pusat dari teologi politik O'Donovan adalah otoritas Kristus yang telah bangkit, yang menjadi dasar semua pemerintahan yang sah. Gereja, sebagai tubuh Kristus, tidak boleh mundur dari ruang publik, tetapi juga tidak boleh menjadi kekuatan politik partisan. Sebaliknya, Gereja dipanggil untuk memberikan kesaksian profetik atas kebenaran dan keadilan, serta membentuk umat agar menjadi warga negara yang bertanggung jawab dan bermoral.

Liberalisme Kristen menurut Oliver O'Donovan bukanlah adopsi liberalisme sekuler dengan label religius. Sebaliknya, ini adalah upaya untuk menyelaraskan nilai-nilai kebebasan dengan pemahaman Kristen tentang keadilan, otoritas, dan tanggung jawab moral. Ia mengajak umat Kristen untuk tidak terjebak dalam dikotomi antara "agama privat" dan "politik sekuler", tetapi membangun politik yang dipenuhi oleh visi kerajaan Allah dimana kebebasan sejati bukanlah otonomi absolut, melainkan hidup dalam kebenaran dan keadilan di bawah pemerintahan Kristus.

Post a Comment for "Liberalisme Kristen Menurut Oliver O'Donovan: Sebuah Sintesis antara Kebebasan dan Iman - Nerapost"