Henry Giroux: Pendidikan sebagai Tindakan Politik dan Harapan Sosial - Nerapost
(Sumber gambar: tampang.com)
Ketika kita berbicara tentang
pendidikan, kita sering mengaitkannya dengan sekolah, nilai rapor, atau
persiapan menghadapi dunia kerja. Tapi bagi Henry Giroux, seorang pemikir pendidikan asal Amerika Serikat,
pendidikan bukan hanya soal ruang kelas atau kurikulum. Lebih dari itu,
pendidikan adalah tindakan politik,
ruang pertarungan ide, dan harapan untuk menciptakan masyarakat yang lebih
adil.
Giroux, yang terinspirasi oleh
pemikiran Paulo Freire, melihat pendidikan sebagai alat penting dalam membentuk
kesadaran publik. Dalam dunia yang dipenuhi ketimpangan, media yang bias, dan
kekuasaan yang terkonsentrasi, Giroux percaya bahwa pendidikan memiliki peran
vital untuk membangun warga negara yang kritis, sadar, dan berani menyuarakan
kebenaran.
Pendidikan
Tidak Pernah Netral
Salah satu gagasan utama Giroux
adalah: pendidikan tidak pernah netral.
Artinya, setiap bentuk pendidikan pasti membawa nilai, ideologi, dan
kepentingan tertentu. Ketika sekolah hanya mengajarkan untuk patuh, hafal, dan
lulus ujian tanpa mengajarkan cara berpikir kritis, maka sekolah secara tidak
langsung ikut melanggengkan sistem yang ada.
Bagi Giroux, pendidikan harus
menjadi ruang yang mempertanyakan
kekuasaan, membongkar ketidakadilan, dan mempersiapkan generasi muda
untuk menjadi agen perubahan.
Guru
sebagai Intelektual Publik
Giroux punya pandangan yang sangat
kuat tentang peran guru. Ia menolak pandangan yang menyempitkan guru sebagai
"penyampai materi" belaka. Sebaliknya, ia menyebut guru sebagai “intelektual publik” seseorang yang
punya tanggung jawab sosial dan moral dalam membentuk kesadaran murid dan
masyarakat.
Guru tidak hanya mengajarkan
matematika atau bahasa, tetapi juga menanamkan nilai demokrasi, keadilan
sosial, dan keberanian untuk bersuara. Di tangan guru yang sadar akan peran
kritisnya, kelas bukan hanya tempat belajar akademik, tetapi juga tempat
membangun masa depan yang lebih adil.
Melawan
Budaya Konsumerisme dan Apatisme
Di era modern, Giroux sangat kritis
terhadap budaya populer dan media massa, terutama bagaimana keduanya membentuk
generasi muda. Ia menyebut bahwa kita hidup di tengah “budaya ketakpedulian”, di mana anak muda lebih banyak dibentuk
oleh televisi, media sosial, dan iklan, ketimbang oleh pendidikan kritis.
Menurutnya, budaya populer sering
kali menyebarkan nilai-nilai konsumtif, pasif, dan anti-kritis. Oleh karena
itu, pendidikan harus berani melawan
arus dan membuka ruang bagi kaum muda untuk memahami bagaimana media
bekerja, bagaimana kekuasaan dibentuk, dan bagaimana mereka bisa merespons
secara aktif.
Pendidikan
sebagai Proyek Demokrasi
Bagi Giroux, pendidikan sejati
adalah bagian dari proyek demokrasi. Ia tidak hanya mencetak individu yang
sukses secara pribadi, tapi juga menciptakan warga negara yang aktif, peduli,
dan terlibat dalam kehidupan sosial.
Dalam dunia yang penuh dengan
ketimpangan ekonomi, krisis politik, dan bahaya otoritarianisme, pendidikan
harus menjadi tempat di mana orang belajar bukan hanya untuk “menjadi sesuatu”,
tetapi untuk melakukan sesuatu yang
berarti bagi dunia.
Harapan
Melalui Pendidikan Kritis
Henry Giroux mengajak kita melihat
pendidikan dengan cara yang berbeda. Ia tidak memisahkan pendidikan dari
kehidupan nyata, dari perjuangan sosial, atau dari harapan akan masa depan yang
lebih baik. Di tengah arus komersialisasi pendidikan dan menurunnya peran
kritis sekolah, gagasan Giroux menjadi pengingat penting bahwa mendidik adalah tindakan politis yang penuh harapan.
Pendidikan, kata Giroux, bukan hanya
tentang apa yang diajarkan, tapi untuk
siapa, oleh siapa, dan demi tujuan apa. Jika kita ingin dunia yang lebih
adil dan manusiawi, maka pendidikan harus menjadi tempat di mana perubahan itu
dimulai.
Post a Comment for "Henry Giroux: Pendidikan sebagai Tindakan Politik dan Harapan Sosial - Nerapost"