Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Tanpa Sajakmu || Puisi Chy Simpat

(Dokpri Chy Simpat)


Bulan masih mengambang pasi,

Sedangkan lelangit masih terus saja basah.

Mungkin ia sedang,

menerjemahkan makna kesendirianku dalam sunyi.

Keheningan yang tak pernah menyembunyikan perihnya,

 Setiap kali aku mengingat tentangmu.


 

 

(Baca juga: Surat Perpisahan dari Eks Frater || Cerpen Nonik Jelaha)

 

Hati ini terus saja berdebar tanpa henti.

Berdebar yang tak pernah pudar.

Malam tak pernah berkisah tentang apapun,

sedang kerumunan rindu menggebah pada butiran embun

Di mana kamu berada?

Sajakku sekarat kehilangan kosakata.

Sunyi ini mengais rindu tanpa henti.


 

 

(Baca juga: Pesan Ayah kepada Anak Wanitanya)

 

Sejak sekian waktu kulalui tanpamu

Di bawah Malam aku masih memikirkanmu meski,

nyatanya aku hanyalah sekeping rindu yang bisu.

Mungkinkah kini engkau telah bahagia bersama asa yang di bawa dalam genggaman selepas

salam perpisahan?

Entahlah,

Usailah kisah kita pada coretan manis pada bibirmu.

Post a Comment for "Tanpa Sajakmu || Puisi Chy Simpat"