Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pesan Ibu dari Seberang Pada Anak Gadisnya || Puisi BD

(Sumber gambar: www.orami.co.id)

1//  Malam yang terlampau sunyi,

Lampu pelita pada pojok sudah mulai redup,

Mungkin ia kehabisan minyak,

Atau sumbunya yang sudah hampir selesai.

Canda dan tawa pada sudah menjadi asing.

Semunya pada sibuk dengan ego.

Kepergianku memang mengisahkan cerita yang pahit untukmu.

Kamu belum terlalu tua untuk mengenal dunia.

Apa boleh buat takdir jalan lain.

Aku sempat memberontak pada Tuhan

“Mengapa terlalu cepat, sedangkan anak-anakku masih asyik tertawa.”

Nak, aku hanya bisa menitipmu pada ayahmu.

Kini Ia adalah ibu,

Jangan sungkan untuk menangis dan berkeluh padanya.

Ceritakan semua tentang dunia,

Biarkan dia yang mengarah dan mengatur jalanmu.

Aku tahu, engkau masih membutuhkan kasih seorang ibu.

Aku pergi dan selalu melihatmu dari sana.

Jika tak cukup puas merengek pada ayah dan saudara-saudaramu.

Mari, pusara ibu menjadi batalmu.

Jangan takut, ibu masih di sampingmu.

Teruslah berjalan tanpa henti.

Katakan pada dunia, aku bisa tanpa kasih seorang ibu.

 



(Baca juga: Catila; Wanita Bajingan di Balik Layar HP || Cerpen BD)

 

2// Nak, kini engkau sudah dewasa.

Cerita dan kisah hidupmu masih terlihat jelas dalam bola mataku.

Engkau, terus merajut kisah untuk menjadi seorang sarjana.

Pada dosen dan kawanmu, engkau telah membuktikan itu.

Engkau yang terbaik.

Aku bangga, dulu ibu bersusah payah mengeja kata.

Apalagi berbicara bahasa indonesia

Sangat susah nak,

Tetapi engkau memilih itu.

Engkau mau merubah martabat keluarga pada banyak orang.

Aku bahagia nak,

Jangan mundur lagi.

Perkara terang dalam rumah, biar ibu yang atur.

 

(Baca juga: Menjelang Keberangkatan || Kumpulan Puisi Melki Deni)

 

3// Nak, ibu mulai cemas dan takut.

Setelah, apa yang engkau buat di kota itu.

Apakah tubuhmu semurah itu?

Sampai engkau rela membiarkan tubuhmu berpeluh keringat pada lelaki itu.

Nak, berkeluarga kita masih mempunyai bermartabat.

Tetapi engkau harus menjualnya atas nama cinta dan kesepian.

Tubuhmu yang mungil belum sanggup menyeduh anggur masam itu.



 

(Baca juga: Magang di Media Indonesia dan Metro TV; Tantangan dan Peluang)

 

4// Nak, aku marah.

Andai saja aku masih hidup.

Pasti aku kejar engkau sampai dapat,

Memukulmu sampai habis.

Sial, semuanya sia-sia.

Aku hanya menyaksikan tingkahmu dari seberang saja.

Nak, ayahmu bukan muda lagi.

Kisahkan hidupmu sebaik mungkin.

Biar hari tuanya penuh makna.

 

(Baca juga: Perjuangan yang Dipaksa Mati || Cerpen BD)

 

5// Nak, andai aku tahu engkau sebajingan ini.

Pasti aku tidak akan melahirkan engkau.

Tetapi sudah terlambat,

Engkau sudah berada di dunia lain.

Nak, pulanglah.

Ibu merindukanmu.

Jangan jual martabat keluarga atas nama kesepian,

Pada lelaki yang belum tentu milikmu.

Rumah dan lampu pelita itu belum benar-benar padam.

Masih ada waktu untuk mengisi minyak dan memperbaiki sumbunya.

Pusara ibu belum benar-benar mati,

Masih setia dan terus berjalan bersamamu, nak!

BD, admin Media Nerapost.eu.org

 

Post a Comment for "Pesan Ibu dari Seberang Pada Anak Gadisnya || Puisi BD"