Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Lentera Tuhan || Puisi Nadya A. S. Banggur

(Sumber gambar: pngtree.com)


Baringku penuh letih

hingga sapa aku jadikan rumah

dan harapan aku jadikan ramah

aku rindu ruang untuk berbenah.

 

Serasa candu ketika tertusuk duri

namun luka katanya tiada yang abadi

simpan rahasiamu rapi-rapi

karena hanya Tuhan yang tau isi hati.




(Baca juga: Pesan Ibu dari Seberang Pada Anak Gadisnya || Puisi BD)

 

Aku telah membenci diriku sendiri

menjatuhkan hidup sendiri namun itu suri

aku di sini ingin mengobati diri

berserah dan bersujud pada hari

 

ketika aku bangkit dan membuka mata

Cahaya kasih memukau semata

kasih, cinta, hangat tiada tara

Tuhan kau adalah lentera

 

Di saat muramnya hidup

Di kala alam meredup

kau hadir di kala gelap

menyembuhkan hati yang sayup.

 

(Baca juga: Marla dan Kota Metropolitan || Cerpen BD)

 

bunga-bunga hidup tumbuh kembali

karena kasihmu yang tak ternilai

tangan-Mu, Kau urai

hingga tenang teruntai

 

Tuhan aku rindu lentera-Mu

rindu akan karunia-Mu

aku hamba yang dari abu

mengharapkan hadir-Mu

 

 

(Baca juga: Setelah Putus dengan Frater, Sophie: Asal Kujamah saja Jubahnya, Aku akan Sembuh!)

 

Sengitnya hidup penuh beban

kau teduhkan ibarat awan

kau hadir ibarat hujan

kian pada akhirnya menyisipkan embun.

 

Tuhann.....Tuhan... Oh, Tuhann

Lentera-Mu meneduhkan jiwa

menumbuhkan cinta

hingga awan menjadi senja

di kala sunyi yang tak berdaya.

Post a Comment for "Lentera Tuhan || Puisi Nadya A. S. Banggur"