Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Riani yang Terlanjur ‘Basah’ || Cerpen BD

 


(Sumber gambar: www.orami.co.id)


Riani, Mahasiswi kedokteran semester akhir. Berkelahiran Manggarai dan berdarah Jawa, harus menerima kenyataan diri bahwa ia harus menjalankan cuti dari perkuliahannya. Lebih cepat menikmati kenikmatan sehingga lebih cepat juga ia mengendong duka. Perkuliahan diberhentikan sejenak sebab label mama mudah sudah diraihnya sebulum mendapatkan label sarjana muda. Buah rahimnya sudah nampak dengan jelas. Ia selalu berusaha dengan menutup dirinya dengan selalu memakai jaket. Tetapi toh, akhirnya semua orang tahu bahwa ia telah mengandung.

(Baca juga: Gadis Bermata Lebam || Cerpen BD)

 Ada sekian banyak sahabat-sahabatnya bertanya, tentang siapakah ayah dari anaknya?. Cukup diakui bahwa Riani adalah salah seorang mahasiwi teladan di kampus itu. kesohorannya sudah tak tertandingi. Paras yang begitu menawan ditambah dengan otaknya yang jenius. Membuat diri dikenali semua warga kampus.

***

            Riani menjalin relasi dengan Aldo secara diam-diam. Menurutnya dengan diam-diam, setidaknya tidak melunturkan kesohorannya. Riani yang memiliki kepribadian tertutup sehingga semua hal pribadinya dikunci rapat-rapat. Ia tidak pernah mengumbar foto kekasihnya di media. Pemikirian yang idealis dengan berpegang teguh pada petuah orang tua, membuat perkuliahan Riani tidak mengalami kendala. Nasib berkata lain, membangun relasi personal dengan Aldo merupakan awal kehancuran diri Riani.

Momen ulang tahun Aldo merupakan kenangan yang indah bagi dua sejoli muda. Pada saat itu, Riani mendatangi kos Aldo sendirian. Membawakan sebuah kado dan kue ulang tahun. Keasyikan dalam berbahagia, membuat gerakan tangan tangan Aldo sudah menjalar mencari tempat singgah yang sakral.

***

Awalnya Riani selalu menepis tangan nakal kekasihnya. Akan tetapi momen itu seakan merestukan Aldo untuk melakukan apa saja. Permainan aldo sudah membongkar keluguan Riani. Riani mengalami sensasi liar sehingga ia membiarkan tangan Aldo melalang-buana pada lekukan tubuhnya.

Riani selalu berkata lirih pada Aldo yang masih sibuk melumat tuntas pemanasan "kak Aldo, jangan!. Tunggu selesai kuliah dulu kak!". Aldo sudah tidak mengiraukan perkataan Riani. Bagi Aldo momen istimewa seperti ini harus dimanfaatkan sedemikian rupa.

***

            Pada akhirnya  Riani membiarkan tubuhnya dicicipi dengan nakal oleh kekasihnya. Aldo sudah merasa bangga. Betapa tidak ia sudah menggagahi wanita cantik yang tinggal enam bulan lagi akan mendapat titel dokter. Aldo selalu mengunjungi Riani. Segala momen, mereka lewati bersama. Hari kian berlalu, tibalah suatu momen yang tidak diinginkan oleh Aldo.

Riani dinyatakan hamil. Aldo menyusun siasat untuk lari dari Riani. Ia belum siap untuk jadi ayah. Kebijakan umum dari kampus adalah menjalankan cuti serta menyelasaikan urusan adat, baru bisa melanjutkan perkuliahan.

            Aldo dan Riani kembali ke kampung. Aldo yang pada saat itu telah menyelasikan perkuliah dengan mendapat gelar sarjana muda. Riani tidak sanggup memberitahukan kepada kedua orang tuanya. Ia takut akan reaksi dan respon dari orang tuanya.

***

 Sepandai-pandainya kita menyembunyikan sesuatu. Toh, dengan sedirinya akan terbongkar. Inilah yang dialami oleh Riani. Kurang lebih satu bulan ia menyembunyikan pilunya dengan keluarga besarnya. Tetapi kedua orang tuanya sudah mengetahui itu. Orang tua Riani memaksakan Aldo untuk secepat mungkin mengurus adat dan pernikahan Gereja.

(Baca juga: Mama Muda Menggendong Duka || Cerpen BD)

Sudah menjadi tradisi bahwa jikalau anak gadis mengandung sebelum mendapat restu dari keluarga akan mendapat denda. Apalagi Riani berpendidikan tinggi, anak dari juragan kopi di daerah itu. Aldo mulai berkeringat dingin, setelah mendengar kabar dari kedua orang tua Riani bahwa mahar belis 300 juta.

 Aldo yang pada saat itu sudah mengajar di salah satu sekolah sebagai guru honorer. Gajiannya amat tidak cukup untuk membayar belis istrinya. Tidak ada jalan lain bagi Aldo dan keluarganya selain menghidupkan kembali filosofi ‘bon’ yang berujung pembayaran cicilan.

Post a Comment for "Riani yang Terlanjur ‘Basah’ || Cerpen BD"