Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pada Ceritaku Kamu Istimewa || Puisi Margareta

(Sumber gambar: www.pexels.com)


Malam,

Ada yang inginku ceritakan padamu

Tentang kisah yang membuatku runtuh

Aku terbelenggu dan tanganku masih sangat kaku untuk mengakhiri semuanya

Rasanya begitu hancur tak berkeping.

 

Rintik hujan mengingatkan aku soal waktu

Waktu di mana kisah petualangan itu menyeretku pada kenistaan.

Adegan-adegan romantis tercipta begitu manis,

hingga menjadi seklumut sejarah dalam petualangan hidupku.

Malam telah berujung, merajut pun tak kunjung usai

Selembar kertas putih dan Pulpen bermerek Snowman menjadi teman begadang malam itu.




(Baca juga: Perjamuan Suci di Meja Hidang || Puisi BD)


Satu dari belasan ide cemerlang berhasil mencuri pandang.

membuatku berani berkomitmen dalam diri.

Sederhana, namun begitu cantik hingga aku tak sabar untuk mencoba dan memulai

Sebagai perempuan yang hanya bermodalkan nekad

Aku  tidak memikirkan bagaimana jika aku gagal?

 

Seberapa hancurnya aku nanti?

Sama sekali aku tidak memikirkan itu.          

Aku memulai,

aku mencari,

aku berjalan,

aku menunggu,

dan aku melangkah.

Rencana Tuhan menyempurnakan segala keterbatasan yang ada begitu baik

Semuanya berbuah manis, sungguh sangat manis


(Baca juga: Golgota || Puisi Nadya A. S. Banggur)




Malam,

Ada yang inginku ceritakan padamu

Tak pernah kuduga, namun waktumu telah tiba

Separuh semangatku mati berguguran,

Aku ditikam oleh dua pilihan.

Berdiri seakan paling tegar,

namun kenyataannya teramat rapuh

Hatiku kembali hancur,

dadaku remuk tak terkira.

Sebab kehilangan apa yang sudah digenggam adalah luka yang tak berdarah.

 

Malam,

Ada yang inginku bisikkan padamu

Terimakasih sudah menghadirkan pengalaman berharga dalam lembar kehidupanku

Aku kuat.

Aku tidak pergi.

Aku hanya mengikhlaskan untuk dicintai oleh orang lain

 

Post a Comment for "Pada Ceritaku Kamu Istimewa || Puisi Margareta"