Angin Sepoi-sepoi || Puisi Ama Kolle
(Sumber gambar: loveul.blogspot.com)
Seorang musafir terlanjur memulai sebuah perjalanan. Entah pencarian apa yang ingin ia miliki.
Cinta? Keadilan?
Kebenaran? Kesetiaan? Atau
Tuhan? Kita tak bisa menyelami keheningan dalam jiwanya.
Aku menelusuri
jalan tapi aku tak menemukan jiwaku. Aku menimba secangkir air tapi tak
kutemukan ketulusan. Aku disengat panasnya bara api tapi tak kutemukan titik
terang. Aku mendekap diri dalam diam, tapi Tuhan entah bertapa di mana.
(Baca
juga: Tungku Api Ibu || Cerpen BD)
Aku lalu
beristirahat sejenak di bawah naungan pohon Tarbantin, semoga Tuhan menyapa di
sana. Angin sepoi-sepoi datang mengupas lelah, menelanjangi aku hingga aku
terpulas tidur. Tapi angin sepoi-sepoi itu hanya sesaat dan datanglah hujan dan
badai besar. Aku terkejut dan bangun, aku sudah tidak tahu ini malam atau
kemalangan, ini sajak atau ajakan binasa.
Tuan, hidup ini
penuh pencarian. Aku mencari jiwa. Mereka mencari umur. Mereka mengejar
kecantikan. Mereka memburu suara-suara untuk dijerat. Mereka melupakan cinta.
Aku membuang Tuhan dalam kerusakan.
(Baca
juga: Valentinus Ternyata Seorang Pastor || Cerpen BD)
Angin
sepoi-sepoi bisakah hanyutkan tubuh-tubuh yang haus. Lalu remukan seketika akal
yang terjerat napsu. Dan kuburkan tubuh yang terlihat berdoa, sedangkan pikiran
dan jiwa berkelahi tentang kenikmatan.
Tuan, aku ingin mencari
tanpa sebab dan tidak ingin bertuan pada akibat. Aku mengerti angin sepoi-sepoi
belum tentu itu Tuhan, bukan juga akan hujan, bukan juga akan badai, tidak juga
akan gantinya waktu. Kutuklah tubuh dan luruskan akal, dan sembuhkan jiwa.
Amin tidak selalu
setelah Tubuh terlihat bersujud.
Thanks tem🌹
ReplyDelete