Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Ursula Gagal di Atas Ranjang || Cerpen BD

(Sumber gambar: sumsel.tribunnews.com)

Malam yang terlampau panjang sedangkan benang rindu terus memintal khayal tentang akan jadi apa setelah wisuda. Perjuangan panjang dibayar lunas dengan gelar yang baru saja disematkan pada dada Tinus.

Perjuangannya tidak sia-sia. Bolak-balik kampus, tidur sampai larut malam hanya urus tugas yang entah tidak tahu apakah dosen membacanya atau tidak.

Bagi Tinus mengumpulkan tugas merupakan sesuatu yang wajib. Ia tidak ingin seperti seniornya yang bertahun-tahun tidak mampu menyelesaikan kuliah hanya karena tidak mengumpulkan tugas dari beberapa mata kuliah.

 

(Baca juga: “No, STM Larantuka itu di Mana?” - Nerapost)

 

Tinus tahu bahwa masa depan butuh perjuangan yang ekstra. Setiap malam kepalanya selalu pening, apalagi bantal untuk meletakkan kepalanya terlalu keras. Dunianya amat keras dan rasanya tak bersahabat lagi.

“Ursula, setelah wisuda kita ke mana?” ungkap Tinus kepada Ursula. Ursula masih sibuk mengurus rambutnya yang terurai lepas. Ursula hanya menoleh dengan sesimpul senyum. Tinus tahu senyum itu penuh makna.

Ia tidak melanjutkan pertanyaannya. Karena ia tahu akan terjadi perang mulut. Tinus ingin melanjutkan S2 komunikasi di Kota Karang sedangkan Ursula ingin cepat lari ke ranjang.

 

(Baca juga: Pembunuh Bayaran Berdarah Dingin di Balik Mimbar || Cerpen BD)

 

Dua kepala yang tidak sejalan, bisa-bisa menimbulkan perselisihan. Tinus yang pandai memanfaatkan momen, ia berkata “Nanti setelah saya kuliah lanjut. Kita jalan-jalan ke kota dinging ehm,” kata Tinus dengan penuh ketakutan.

Ursula cuek-cuek saja, ia tetap berpegang pada janji yang telah mereka ungkapkan dulu. Janji akan hidup semati setelah Tinus menyelesaikan S1 Filsafat. Kira-kira sudah 3 jam mereka duduk di kedai kopi milik ibu Maria.

 Mereka terus memangku sunyi, berkali-kali cahaya HP Ursula hendak pamit. “Nana Tinus, kalau memang tidak ada niat untuk sering mending kita akhiri saja hubungan ini,” celoteh Ursula ke Tinus.

 

(Baca juga: Wanita dalam Isi Kepala || Puisi BD)

 

Mulut Tinus layaknya dikunci rapat-rapat. Ia tak sanggup menjawab perkataan Ursula. Ia langsung berdiri dan meraih Helm dan HPnya. Ia langsung pamit dengan ibu Maria pemilik kedai itu.

Ia tak peduli lagi dengan Ursula. Ursula langsung meraih tangan Tinus dan berkata “Nana jadi laki-laki itu berkomitmen sedikit!”

Dengan nada yang sedikit keras Tinus berkata “Ursula, saya belum pikir tentang ranjang, saya masih pikir kejar S2 komunikasi.” Malam itu menjadi malam terakhir Tinus dan Ursula mengirim pesan.

Mereka saling memblokir akun media sosial. Ursula yang geram dengan sikap Tinus mulai unggah status di FBnya “Ranjang dan S2 itu sama-sama penting.”

Post a Comment for "Ursula Gagal di Atas Ranjang || Cerpen BD"